OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, kembali menunjukkan ambisinya untuk menggoyang dominasi Google.
Setelah meluncurkan SearchGPT yang menantang Google Search, kini OpenAI dikabarkan tengah mengembangkan web browser sendiri yang berpotensi menyaingi Google Chrome.
Laporan dari The Information menyebutkan OpenAI telah merekrut sejumlah mantan pengembang Google Chrome, termasuk Ben Goodger dan Darrin Fisher, untuk mengerjakan proyek ambisius ini.
Kabarnya, OpenAI telah mendiskusikan proyek browser ini dengan beberapa perusahaan potensial seperti Conde Nast, Eventbrite, Redfin, dan Priceline. Diskusi tersebut mencakup integrasi fitur pencarian yang dikhususkan untuk situs web perjalanan, kuliner, properti, dan ritel.
Browser ini diharapkan akan terintegrasi dengan ChatGPT dan mesin pencari SearchGPT, menawarkan pengalaman browsing yang didukung oleh kecerdasan buatan.
Meski demikian, The Information juga melaporkan bahwa versi fungsional dari browser tersebut belum akan tersedia dalam waktu dekat. Jadi, dominasi Google Chrome tampaknya masih aman untuk sementara waktu.
Selain mengembangkan browser, OpenAI juga dikabarkan sedang berdiskusi dengan Samsung untuk mengintegrasikan fitur-fitur AI-nya ke dalam ponsel Galaxy. Hal ini semakin memperkuat ambisi OpenAI untuk memperluas jangkauan teknologi AI mereka ke berbagai platform.
Saat ini, Google Chrome masih menjadi raja di dunia browser. Data Statcounter per Oktober menunjukkan pangsa pasar Google Chrome mencapai 96% di pasar mobile dan 77% di desktop.
Namun, masa depan Chrome tidak sepenuhnya cerah. Kementerian Kehakiman AS baru-baru ini mendesak Google untuk menjual Chrome guna mengakhiri dugaan monopoli ilegal.
Dengan langkah OpenAI ini, persaingan di dunia teknologi, khususnya di ranah browser dan pencarian online, diprediksi akan semakin sengit. Akankah browser OpenAI mampu menggoyahkan dominasi Google Chrome? Hanya waktu yang akan menjawab.